Slawi – Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning, chikungunya, dan demam Zika yang disebabkan oleh virus Zika
Wabah demam berdarah dengue (DBD), merupakan ancaman penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan ini dapat berujung dengan kematian, jika tidak mendapat pertolongan secara cepat dan tepat.
Guna menanggulangi wabah penyakit Demam Berdarah dalam kondisi masa pandemi covid-19, pemerintah menghimbau, agar masyarakat waspada dan menjaga kebersihan lingkungan.
Kabupaten Tegal, salah satu wilayah kabupaten di Jawa Tengah terus berupaya menekankan kepada masyarakat untuk terus menjaga kebersihan rumah maupun lingkungan guna mencegah berkembangnya wabah demam berdarah.
Seperti dirilis oleh Humas Kabupaten Tegal, Senin(20/7) Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Tegal Ari Dwi Cahyani menyampaikan informasi
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal mencatat kasus kematian akibat DBD pada semester satu tahun 2020 meningkat dibandingkan semester yang sama tahun lalu 2019
” Jumlah kasus kematian akibat DBD selama enam bulan terakhir, sejak Januari hingga Juni tahun 2020 ada empat orang. Sedangkan ditahun 2019, pada periode yang sama, hanyaditemukan dua kasus kematian, peningkatan jumlah kasus DBD memang tidak ada, bahkan cenderung menurun, tapi ada peningkatan pada jumlah kasus kematiannya hingga dua kali lipat,” tuturnya
Kondisi tersebut tidak bisa serta merta disimpulkan sebagai penurunan karena masih ada waktu enam bulan kedepan yang harus diwaspadai.
“Jumlah kasus DBD dibulan Januari hingga Juni tahun 2020 ada 277 orang,sedangkan tahun 2019 lalu pada periode yang sama mencapai 330 orang,” pungkasnya
Dalam keterangannya Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Tegal Ari Dwi Cahyani menyampaikan Informasi Angka Demam Berdarah (DBD) tertinggi, saat ini ada di Kecamatan Kramat, satu dari 18 Kecamatan di wilayah Kabupaten Tegal dengan jumlah kasus mencapai 30 orang.
Lonjakan kasus DBD di Kecamatan Kramat sebagian disebabkan penderita DBD di Kabupaten Tegal didominasi oleh anak-anak, hingga kematian sampai dengan akhir Juni tahun 2020, semuanya adalah anak-anak.
Memasuki musim pancaroba atau masa pergantian musim seperti saat ini, dari musim penghujan ke musim kemarau, dikhawatirkan kasus Demam Berdarah akan cenderung meningkat, sehingga masyarakat sudah saatnya mewaspadai ancaman penyakit DBD ini yakni dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk sesuai anjuran pemerintah.
Anjuran pemerintah tersebut yakni 3M plus yakni, menguras atau membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air di lemari es dan lain-lain, minimal satu minggu sekali.
Selanjutnya menutup rapat tempat penampungan air, termasuk toren air dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Sedangkan untuk plusnya, yaitu menabur bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan lotion anti nyamuk atau memasang kelambu saat tidur, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
Pemerintah Kabupaten Tegal berharap besar, masyarakat ikut berpartisipasi menjaga lingkungan terutama dari perkembangbiakan nyamuk yang berbahaya Aedes aegypti. (red/Foto Ilustrasi Google)
900 total views, 4 views today